Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda dan Sosialisasi

Pengertian Pemuda

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia Pembangunan baik saat ini maupun nanti yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.


Aspek-aspek Generasi Muda

Generasi muda sebenarnya tidak terpisah dari masalah masyarakat pada umumnya, sebab pemuda pada hakekatnya merupakan bagian yang berkesinambungan dengan masyarakat. Secara garis besar permasalahan generasi muda itu dapat dilihat dari berbagai aspek sosial yang meliputi: aspek sosial, aspek psikologis, aspek sosial budaya, aspek sosial ekonomi dan aspek sosial politik.

1) Sosial psikologis

Proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian serta penyesuaian diri secara  jasmaniah dan rohaniah sejak dari masa kanak-kanak sampai usia dewasa dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti keterbelakangan jasmani dan mental, salah asuh oleh orang tua atau keluarga maupun guru-guru di lingkungan sekolah pengaruh negatif dari lingkungan sehari-hari ole teman sebayanya. Hambatan-hambatan tersebut diatas memungkinkan timbulnya kenakalan remaja, ketidakpatuhan terhadap orang tua dan guru kecanduan narkotika dan lain-lain kesemuanya itu merupakan gejala-gejala yang perlu memperoleh perhatian dari semua pihak.

2) Sosial budaya

Kaum pemuda perkembangannya ada dalam proses pembangunan dan modernisasi dengan segala akibat sampingnya yang bias mempengaruhi proses pendewasaannya sehingga apabila tidak memperoleh arah yang jelas, maka corak ada warna masa
depan Negara dan bangsa akan menjadi lain dari pada yang dicitacitakan. Benturan antara nilai-nilai budaya tradisional dengan nilainilai baru yang cenderung menimbulkan pertentangan antara sesame generasi muda dan generasi sebelumnya yang pada saatnya akan menimbulkan perbedaan system nilai dan pandangan antara generasi tua dan generasi muda. Hal tersebut dapat menyebabkan terputusnya kesinambungan nilai-nilai perjuangan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pola hidup yang berdasarkan kekeluargaan, kegotongroyongan sebagai salah satu cirri kehidupan masyarakat Indonesia, makin bergeser ke arah kehidupan individualistis. Keadaan seperti itu bila berlangsung terus akan mempengaruhi perkembangan generasi muda.

3) Sosial Ekonomi

Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan mengakibatkan makin bertambahnya pengangguran dikalangan pemuda, karena kurangnya lapangan kerja. Kurangnya lapangan kerja ini menimbulkan berbagai problem sosial serta frustasi dikalangan kaum muda. Ketidakseimbangan antara kebutuhan bagi pendidikan dan penyediaan sarana-sarana pendidikan, makin bertambahnya jumlah pemuda-pemuda putus sekolah, sementara di pihak lain anggaran pemerintah yang terbatas mengakibatkan kekurangan fasilitas bagi latihan-latihan keterampilan. Demikian juga system pendidikan tidak mampu menjawab tantangan kebutuhan pembangunan. Mawardi, Nurhidayati, Ilmu Alam Dasar, Ilmu Social dasar, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h. 227. 18

4) Sosial politik

Dalam kehidupan sosial politik aspirasi pemuda berkembang cenderung mengikuti pola infra struktur politik yang hidup dan berkembang pada suatu periode tertentu. Akibatnya
makin dirasakan bahwa dikalangan pemuda masih ada hambatanhambatan untuk menumbuhkan satu orientasi baru yakni pemikiran untuk menjangkau kepentingan nasional dan bangsa diatas segala kepentingan lainnya. Dirasakan belum terarahnya pendidikan politik dikalangan pemuda dan belum dihayatinya mekanisme demokrasi Pancasila maupun lembaga-lembaga konstitusional, tertib hukum dan disiplin nasional, dimana merupakan  hambatan bagi penyaluran aspirasi generasi muda secara institusional dan konstitusional. 


Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda

Pembinaan generasi muda pada umumnya bertalian erat baik dengan usaha-usaha pendidikan sekolah (pendidikan for-mil) maupun dengan kegiatan pendidikan luar sekolah (non- formil). Pengembangan kehidupan berorganisasi di kalangan generasi muda dilakukan dalam lingkungan sekolah dan kampus begitu pula di kalangan masyarakat luas (dalam kepramukaan ataupun organisasi kepemudaan lainnya).

Kebijaksanaan pengembangan generasi muda dilakukan secara terkoordinasi, terarah, integral dan komprehensif. Hal  ini berarti bahwa antara satu organisasi/lembaga dengan organisasi/lembaga lainnya dibina hubungan saling mengisi dan saling membantu dalam rangka meningkatkan integrasi pemuda dalam pelaksanaan program-program pembangunan serta parti-sipasinya dalam proses pembangunan pada umumnya.

Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :

a. Idealisme dan Daya Kritis

Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.

b. Dinamika dan Kreativitas

Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan  yang ada ataupun mengemukakan gagasan yang baru.

c. Keberanian Mengambil Resiko

Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk berani mengambil resiko.

d. Optimis dan Kegairahan Semangat

Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.

e. Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni

Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya agar mereka dapat menyadari batas-batas yang  wajar dan memiliki tenggang rasa.

f. Terdidik 

Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh  baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif, generasi muda secara relatif lebih terpeljar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi pendahulunya.


Sumber

http://digilib.unila.ac.id/21121/130/BAB%20II.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/7810/7/Bab.%20II.pdf
https://www.bappenas.go.id/files/8113/5022/6038/bab-14-1975-cek__20090203164744__1812__13.doc
https://www.academia.edu/7030315/Masalah_dan_Potensi_Generasi_Muda

Comments

Popular posts from this blog

Coding dengan Python

Game Si Otong dan Pak Polisi

Alasan Apple Mac bagus buat Designing